Senin, 16 November 2015

Dewi blogger



Belajar dari tukang supir


Setiap hari ku selalu mengendarai mobil truk yang besar.
Mata ini terasa perih jika berpapasan dengan debu-debu di jalan.
Mandi keringat ku lakukan setiap hari demi menyelesaikan pekerjaan ku.
Ku lalui musim panas sampai musim kebanjiran, ku selalu setia mengendarai truk ini yang membawa barang gas lpj.
Sering ku melihat dengan mata kepala ku sendiri, ada orang kecelakan di jalan dan seperti nya tak bisa di tolong lagi, dia hanya seorang tukang beca keliling.
Orang-orang hanya menganggap nya sebelah mata tak ada yang perduli dengan keadaanya kecuali orang yang kenal dengan nya (maklum hidup di ibu kota).
Ku tunai kan sholat isya di salah satu masjid yang ada di ibu kota, ku melihat seoarng pejabat kaya raya di sebelah ku, dia sangat di hormati oleh masyarakat sekeliling nya.
Sedangkan aku hanya di pandang sebelah mata oleh sekeliling ku, tapi saat ku selesai menunaikan sholat isya berjamaah, ku berkata dalam hati perbedaan itu akan hilang ketika kita menghadap sang pencipta (Allah).
Semua pengorbanan ku lakukan demi negri ini, andai seluruh supir truk pengangkut gas lpj tidak ada yang mau lagi, apa yang terjadi hidup kita ini?


Intinya:
pengorbanan rakyat kecil tidak akan pernah di anggap oleh penjabat tinggi (tampa kesadaran dari diri sendiri).
Jangan melihat pengorbanan kecil yang di lakukan seseorang kapada kita, tapi coba lah lihat proses pengorbanannya kepada kita.


                                                                                                                     Curhatan hati seseorang

Rabu, 04 November 2015

Dewi blog



Cerbon Menuju Smart City
Cerpen ku,
Kenangan terindah
                Di sebuah rumah terdapat satu keluarga kecil, yang terdiri dari bu Ani dan kedua anak perempuannya yang bernama devi dan Minah. Devi dan Minah masih duduk di bangku Sekolah SMK, Devi kelas xll sedangkan Minah kelas x, kami masuk di sekolahan yang sama yaitu SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur Indramayu, Sekolah yang mampu menyediakan fasilitas penuh tampa di punggut biaya apa pun.
                Pada tanggal 26-28 oktober 2015 tepat nya hari senin-rabu, kami mengikuti kegiatan kemah yang di laksanakan di Cerbon, Kuningan, Sidomba. Dalam kegiatan pelantikan calon bantara dan bantara. Awal kami berangkat dari rumah pukul 06.15 wib.
Minah:  Teh semuanya udah siap, ayoh kita berangkat menuggu angkot, biar nanti di sekolah kita gak       datang telat.
Devi:      Iya sebentar lagi, teteh sedang nyari hp smartfren 4G buat foto-foto di sana, nih hp nya ada di sangku teteh, teteh lupa hehhehee ya udah ayoh kita berangkat tapi pamitan dulu.
Minah: Iya (kemudian kami pun keluar dari ruangan kamar untuk berpamitan pada ibu).
Ibu Ani: kalian mau berangkat sekarang?
Devi: Iya bu, kami berangkat sekarang mohon doa nya bu, biar nanti kegiatan di sana lancar.
Ibu Ani: Iya ibu doa kan selalu, jangan lupa jaga kesehatan di sana?
Minah: Iya bu, (kemudian kami pun bersalaman).
                Baru saja kami sampai di tempat biasa kami menggu anggot, anggot pun datang juga. Perjalanan naik angkot memerlukan waktu  kurang lebih 30 menit untuk sampai di sekolah. Tiba di sekolah kami pun duduk di kantin untuk menunggu teman kami yang lain. Sedikit menunggu teman kami pun datang, serta siswa dan siswi pun sudah banyak yang datang, gak lama kemudian peserta dan panitia pun berbaris untuk menerima intruksi dari ketua panitia. Setelah kami mendengarkan  intruksi, kami pun kembali ke kantin untuk menunggu mobil.
                Pukul  08.00 wib pun telah berlalu. Mobil masih belum datang, kemudian pukul 10 pun berlalu hingga pukul 12.00 wib, masih belum datang juga. Perasaan kesal, bt, kecewa, marah, campur jadi satu seperti es campur. Baru sekitar pukul 03.00 wib kami mendapat penggumuman dari ketua panitia  bahwa mobil tni sedang di jalan di perkirakan baru sampai sekitar pukul 05.00 wib devi dan ke empat teman nya memanfaatkan waktu yang ada untuk mandi, kebetulan rumah ayu dekat  dari sekolah, jadi gak memakan waktu banyak.
                Sampai di rumah ayu kami pun bergantian untuk mandi dan yang lain nya makan. Selesai mandi dan mankan pukul 05.30 wib. Kami pun kembali ke sekolah. Menunggu mobil belum datang sebagian panitia latihan untuk upacara pembukaan dan upacara unggun. Devi dan ke empat teman nya kebetulan menjadi petugas upacara unggun, kami pun latihan upacara tersebut. Selesai upacara mobil pun datang. Betapa senangnya sorakan peserta ketika mobil itu datang. Dari pukul 08.00-05.00 wib akhir nya datang juga. Sudah terbayarkan kekecewaan kami setelah melihat mobil itu datang. Seluruh anggota pramuka pun langsung menata rapi pralatan kemah dan tas di dalam mobil.
                Kami berangkat pukul 06.00-09.00 wib tiba di cerbon, kuningan, sidomba, tempat di mana kitaakan berlati disiplin, berbagi, serta kekeompakan. Tiba di sana kami pun kumpul, panitia dan peserta malam ini tenda harus berdiri, Itu lah yang ku dengar dari ka pembina. Setelah di bubarkan kami pun langsung membuat tenda. Panitia membantu mendirikan tenda peserta, devi dan indah bertugas membantu mendirikan tenda empat. Yang tidak lain anggotanya minah dan ke lima temannya. Baru saja mengambil tali tiba-tiba ada teriakan.
Dina: Ka, ka, ka devi minah nangis, dia jatuh kaki nya tergelincir.
Devi: Dimana anggi sekarang?
Dina: Disana sedang duduk di dekat pohon itu.
Devi: Ya sudah nanti aku kesana. (kemudian aku pun lari dengan secepat mungkin untuk menemui anggi).
Devi: Minah, kamu kenapa?
Minah: Teh, kaki minah sakit (sambil nangis).
Devi: Ya sudah ayoh kita ke sana, biar nanti teteh urut.
Minah: Iya (sambil devi merangkul badan minah).
Devi: Minah teteh tinggal dulu, mau ngebantu mendirikan tenda kamu, biar kamu istirahat di sana.
Minah: Iya teh gak apa-apa ko.
                Kemudian devi pun langsung membantu sekitar 15 menit dia bekerja, akhir nya dia mampu menyelesaikan. Sehingga bisa buat istirahat peserta, malam ini jadi saksi bahwa di sekolahan kami pernah mendirikan tenda pukul 09.00 wib. Dan kalian pun mampuserta kalian pun sabar menunggu mobil TNI yang telat kaka salut sama kalian. Itu lah yang ku dengar dari kaka pembina pramuka. Malam yang sunyi, kami pun tertidur dengan nyenyak. Seluruh panitia sebelum subuh sudah terbangun.untuk membangun kan peserta agar sholat subuh berjama’ah. Keesokan hari nya kami pun mengikuti yang telah di jadwalkan. Kami mengikuti nya dengan senang hati, meskipun lelah kami pun tetap kami jalani.
                Karena pengalaman pada hari ini belum tentu kami dapat kan di tahun depan. Menikmati suasana yang menyatu dengan alam. Ke indahan gunung ceremai yang kami pandang dengan tajam. Jerni nya air terjun sidomba sunggu sangat indah. Subahanallah ciptaan mu sunggu luar biasa. Semakin ku banyak melihat ke indahan itu, membuat ku takut akan dosa mu.
Malam terakhir pun tiba, malam yang ku tunggu-tunggu untuk bertugas api unggu. Ku latihan dengan sungguh-sungguh, aku mendapat kan poin ke sembilan dalam dasa darma. Upacara unggun pun telah berlalu, kami menikmati api unggun yang indah itu dengan kereaksi dari peserta maupun panitia. “api unggun api kenangan, yang tak mudah ku lupakan” itu lah bait terakhir lagu api unggun yang paling ku suka. desah devi dalam hati.
Ke esok kan hari nya kami pun masih ada satu kegiatan lagi yaitu mencari tali komando dan bantara bagi peserta di ttup dengan upacara peneutupan. Kegiatan demi kegiatan kami pun melaksanakan dengan serius, hingga tiba waktu nya pulang. Pralatan sudah di siap kan, mobil belum datang juga. Devi dan ke tiga teman nya memenfaatkan waktu untuk berfoto-foto dengan menggunankan hp smartfren 4G, yang kualitas kamera nya bagus. Ku simpan kenangan di sidomba di dalm hp smartfren 4G. Setelah selesai kami pun kumpul, ternyata mobil sudah datang. Perjalanan pulangan pun usai, tiba di sekolahan dengan rasa cape dan lelah. Ku iri pada teman-teman ku, pulang dari kemah di jemput oleh orang tua nya , desah devi dalam hati. Devi dan anggi pulanghanya bisa jalan kaki, karana tidak ada harapan bagi kami untuk menunggu, karana kami bukan orang kaya.
                Kami lalui dengan iklas, meskipun rasa lapar, cape, lelah, itu muncul setiap kami melangkah. Sampai di rumah pun azan magrib. Malam ini kami tertidur dengan nyeyak, hingga pagi pun tiba. Minah seharian ini melakukan kegiatan di rumah seperti biasa nya. Sedangkan devi jatuh sakit. Dia sakit selama tiga hari sehabis pulang kemah, sedangkan minah dia sibuk untuk latihan mengikuti lomba jaliteng (lomba pramuka tingkat sejawa barat) yang di adakan pada tanggal 1 november 2015. Malam minggu minah sudah ada di tempat perlombaan. Keesokan hari nya pukul 07.00 wib lomba tersebut baru di mulai sampai selesai pembagian tropi dan mendali pukul 09.00 wib (malam).
Alhamdulilah pangkalan kami mendapat kan lima tropi dan satu mendali, yaitu tropi unjuk kebisa juara l(tari topeng), pangkalan favorit, administrasi sangga juara ll, scout intelegence juara l, terbaik lll putri, dan mendali emas. Hanya latihan dua hari kami mampu mendapat kan nya . sekolah kecil tapi kualitas nya bintang lima desah minah dalam hati. Sedangkan devi malam minngu, dia di rumah bersama ibu ani dan tiba-tiba, pukul 01:12 wib ku terbangun bukan ada perang datang. Melain kan ku terbangun karena ibu terus menerus ibu merintih kesakitan, ku lakukan sebisa ku, memijat, ku selimuti ibu, minyak kayu putih ku letakan di sebelah nya barangkali membutuh kan.  Mata ini memang tak menangis tapi hati ini yang menangis, tahun ini ibu sering sakit-sakitan, inggin ku adukan semuanya saat sholat tahajud ku nanti.
Ke esok kan hari nya ku pandang wajah yang sangat lelah saat ibu tertidur , saat ini engkau sedang sakit, penyakit kulit yang membuat ke dua kaki nya sulit untuk berjalan  keluar darah, seperti goresan pisau, membengkak, itu lah yang ku lihat :’(  ku cari informasi tentang penyakit itu dengan hp smartfren 4G yang jaringan internetan nya sangat cepat, tak menunggu waktu lama akhirnya ku dapatkan juga yaitu dengan menggunakan daun sirsak, ku cari dau itu setelah ku dapat kan daun itu langsung ku rebus untuk di minum kan ibu. Bu maaf kan devi  gak bisa membawa ibu ke dokter, saat ibu sakit. Devi gak punya banyak uang, devi belum bekerja, Cuma itu bu yang devi bisa lalukan. Semogga dengan daun itu ibu cepat sembuh, bu devi takut kehilangan ibu seperti ayah yang sudah lama meninggal kan kita semua, bu devi pengen saat lulus nanti ibu bisa hadir saat perpisahan.
Hari senin pun tiba, hari pertama untuk memperjuankan  pendidikan kami dan melalukan kegiatan-kegiatan di sekolahan kami seperti biasa nya.   

                                                                                    sebagian besar dari kisah ini adalah kisah ku
                                                                                                           karya dewi