Cerbon Menuju Smart City
Cerpen ku,
Kenangan terindah
Di
sebuah rumah terdapat satu keluarga kecil, yang terdiri dari bu Ani dan kedua
anak perempuannya yang bernama devi dan Minah. Devi dan Minah masih duduk di
bangku Sekolah SMK, Devi kelas xll sedangkan Minah kelas x, kami masuk di
sekolahan yang sama yaitu SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur Indramayu,
Sekolah yang mampu menyediakan fasilitas penuh tampa di punggut biaya apa pun.
Pada
tanggal 26-28 oktober 2015 tepat nya hari senin-rabu, kami mengikuti kegiatan
kemah yang di laksanakan di Cerbon, Kuningan, Sidomba. Dalam kegiatan
pelantikan calon bantara dan bantara. Awal kami berangkat dari rumah pukul
06.15 wib.
Minah: Teh semuanya udah siap,
ayoh kita berangkat menuggu angkot, biar nanti di sekolah kita gak datang telat.
Devi: Iya sebentar lagi,
teteh sedang nyari hp smartfren 4G buat foto-foto di sana, nih hp nya ada di
sangku teteh, teteh lupa hehhehee ya udah ayoh kita berangkat tapi pamitan
dulu.
Minah: Iya (kemudian kami pun keluar dari ruangan kamar
untuk berpamitan pada ibu).
Ibu Ani: kalian mau berangkat sekarang?
Devi: Iya bu, kami berangkat sekarang mohon doa nya bu,
biar nanti kegiatan di sana lancar.
Ibu Ani: Iya ibu doa kan selalu, jangan lupa jaga kesehatan
di sana?
Minah: Iya bu, (kemudian kami pun bersalaman).
Baru
saja kami sampai di tempat biasa kami menggu anggot, anggot pun datang juga.
Perjalanan naik angkot memerlukan waktu
kurang lebih 30 menit untuk sampai di sekolah. Tiba di sekolah kami pun
duduk di kantin untuk menunggu teman kami yang lain. Sedikit menunggu teman
kami pun datang, serta siswa dan siswi pun sudah banyak yang datang, gak lama
kemudian peserta dan panitia pun berbaris untuk menerima intruksi dari ketua
panitia. Setelah kami mendengarkan intruksi,
kami pun kembali ke kantin untuk menunggu mobil.
Pukul 08.00 wib pun telah berlalu. Mobil masih
belum datang, kemudian pukul 10 pun berlalu hingga pukul 12.00 wib, masih belum
datang juga. Perasaan kesal, bt, kecewa, marah, campur jadi satu seperti es
campur. Baru sekitar pukul 03.00 wib kami mendapat penggumuman dari ketua
panitia bahwa mobil tni sedang di jalan
di perkirakan baru sampai sekitar pukul 05.00 wib devi dan ke empat teman nya
memanfaatkan waktu yang ada untuk mandi, kebetulan rumah ayu dekat dari sekolah, jadi gak memakan waktu banyak.
Sampai
di rumah ayu kami pun bergantian untuk mandi dan yang lain nya makan. Selesai
mandi dan mankan pukul 05.30 wib. Kami pun kembali ke sekolah. Menunggu mobil
belum datang sebagian panitia latihan untuk upacara pembukaan dan upacara
unggun. Devi dan ke empat teman nya kebetulan menjadi petugas upacara unggun,
kami pun latihan upacara tersebut. Selesai upacara mobil pun datang. Betapa
senangnya sorakan peserta ketika mobil itu datang. Dari pukul 08.00-05.00 wib
akhir nya datang juga. Sudah terbayarkan kekecewaan kami setelah melihat mobil
itu datang. Seluruh anggota pramuka pun langsung menata rapi pralatan kemah dan
tas di dalam mobil.
Kami
berangkat pukul 06.00-09.00 wib tiba di cerbon, kuningan, sidomba, tempat di
mana kitaakan berlati disiplin, berbagi, serta kekeompakan. Tiba di sana kami
pun kumpul, panitia dan peserta malam ini tenda harus berdiri, Itu lah yang ku
dengar dari ka pembina. Setelah di bubarkan kami pun langsung membuat tenda. Panitia
membantu mendirikan tenda peserta, devi dan indah bertugas membantu mendirikan
tenda empat. Yang tidak lain anggotanya minah dan ke lima temannya. Baru saja
mengambil tali tiba-tiba ada teriakan.
Dina: Ka, ka, ka devi minah nangis, dia jatuh kaki nya
tergelincir.
Devi: Dimana anggi sekarang?
Dina: Disana sedang duduk di dekat pohon itu.
Devi: Ya sudah nanti aku kesana. (kemudian aku pun lari
dengan secepat mungkin untuk menemui anggi).
Devi: Minah, kamu kenapa?
Minah: Teh, kaki minah sakit (sambil nangis).
Devi: Ya sudah ayoh kita ke sana, biar nanti teteh urut.
Minah: Iya (sambil devi merangkul badan minah).
Devi: Minah teteh tinggal dulu, mau ngebantu mendirikan
tenda kamu, biar kamu istirahat di sana.
Minah: Iya teh gak apa-apa ko.
Kemudian
devi pun langsung membantu sekitar 15 menit dia bekerja, akhir nya dia mampu
menyelesaikan. Sehingga bisa buat istirahat peserta, malam ini jadi saksi bahwa
di sekolahan kami pernah mendirikan tenda pukul 09.00 wib. Dan kalian pun
mampuserta kalian pun sabar menunggu mobil TNI yang telat kaka salut sama
kalian. Itu lah yang ku dengar dari kaka pembina pramuka. Malam yang sunyi,
kami pun tertidur dengan nyenyak. Seluruh panitia sebelum subuh sudah
terbangun.untuk membangun kan peserta agar sholat subuh berjama’ah. Keesokan
hari nya kami pun mengikuti yang telah di jadwalkan. Kami mengikuti nya dengan
senang hati, meskipun lelah kami pun tetap kami jalani.
Karena
pengalaman pada hari ini belum tentu kami dapat kan di tahun depan. Menikmati
suasana yang menyatu dengan alam. Ke indahan gunung ceremai yang kami pandang
dengan tajam. Jerni nya air terjun sidomba sunggu sangat indah. Subahanallah
ciptaan mu sunggu luar biasa. Semakin ku banyak melihat ke indahan itu, membuat
ku takut akan dosa mu.
Malam terakhir pun tiba, malam yang ku tunggu-tunggu untuk
bertugas api unggu. Ku latihan dengan sungguh-sungguh, aku mendapat kan poin ke
sembilan dalam dasa darma. Upacara unggun pun telah berlalu, kami menikmati api
unggun yang indah itu dengan kereaksi dari peserta maupun panitia. “api unggun
api kenangan, yang tak mudah ku lupakan” itu lah bait terakhir lagu api unggun
yang paling ku suka. desah devi dalam hati.
Ke esok kan hari nya kami pun masih ada satu
kegiatan lagi yaitu mencari tali komando dan bantara bagi peserta di ttup
dengan upacara peneutupan. Kegiatan demi kegiatan kami pun melaksanakan dengan
serius, hingga tiba waktu nya pulang. Pralatan sudah di siap kan, mobil belum
datang juga. Devi dan ke tiga teman nya memenfaatkan waktu untuk berfoto-foto
dengan menggunankan hp smartfren 4G, yang kualitas kamera nya bagus. Ku simpan
kenangan di sidomba di dalm hp smartfren 4G. Setelah selesai kami pun kumpul,
ternyata mobil sudah datang. Perjalanan pulangan pun usai, tiba di sekolahan
dengan rasa cape dan lelah. Ku iri pada teman-teman ku, pulang dari kemah di
jemput oleh orang tua nya , desah devi dalam hati. Devi dan anggi pulanghanya
bisa jalan kaki, karana tidak ada harapan bagi kami untuk menunggu, karana kami
bukan orang kaya.
Kami
lalui dengan iklas, meskipun rasa lapar, cape, lelah, itu muncul setiap kami
melangkah. Sampai di rumah pun azan magrib. Malam ini kami tertidur dengan nyeyak, hingga pagi pun tiba. Minah
seharian ini melakukan kegiatan di rumah seperti biasa nya. Sedangkan devi
jatuh sakit. Dia sakit selama tiga hari sehabis pulang kemah, sedangkan minah
dia sibuk untuk latihan mengikuti lomba jaliteng (lomba pramuka tingkat sejawa
barat) yang di adakan pada tanggal 1 november 2015. Malam minggu minah sudah
ada di tempat perlombaan. Keesokan hari nya pukul 07.00 wib lomba tersebut baru
di mulai sampai selesai pembagian tropi dan mendali pukul 09.00 wib (malam).
Alhamdulilah
pangkalan kami mendapat kan lima tropi dan satu mendali, yaitu tropi unjuk
kebisa juara l(tari topeng), pangkalan favorit, administrasi sangga juara ll,
scout intelegence juara l, terbaik lll putri, dan mendali emas. Hanya latihan
dua hari kami mampu mendapat kan nya . sekolah kecil tapi kualitas nya bintang
lima desah minah dalam hati. Sedangkan devi malam minngu, dia di rumah bersama
ibu ani dan tiba-tiba, pukul 01:12 wib ku terbangun bukan ada perang datang.
Melain kan ku terbangun karena ibu terus menerus ibu merintih kesakitan, ku
lakukan sebisa ku, memijat, ku selimuti ibu, minyak kayu putih ku letakan di
sebelah nya barangkali membutuh kan.
Mata ini memang tak menangis tapi hati ini yang menangis, tahun ini ibu
sering sakit-sakitan, inggin ku adukan semuanya saat sholat tahajud ku nanti.
Ke esok kan hari
nya ku pandang wajah yang sangat lelah saat ibu tertidur , saat ini engkau
sedang sakit, penyakit kulit yang membuat ke dua kaki nya sulit untuk
berjalan keluar darah, seperti goresan
pisau, membengkak, itu lah yang ku lihat :’(
ku cari informasi tentang penyakit itu dengan hp smartfren 4G yang
jaringan internetan nya sangat cepat, tak menunggu waktu lama akhirnya ku
dapatkan juga yaitu dengan menggunakan daun sirsak, ku cari dau itu setelah ku
dapat kan daun itu langsung ku rebus untuk di minum kan ibu. Bu maaf kan
devi gak bisa membawa ibu ke dokter,
saat ibu sakit. Devi gak punya banyak uang, devi belum bekerja, Cuma itu bu
yang devi bisa lalukan. Semogga dengan daun itu ibu cepat sembuh, bu devi takut
kehilangan ibu seperti ayah yang sudah lama meninggal kan kita semua, bu devi
pengen saat lulus nanti ibu bisa hadir saat perpisahan.
Hari senin pun
tiba, hari pertama untuk memperjuankan
pendidikan kami dan melalukan kegiatan-kegiatan di sekolahan kami
seperti biasa nya.
sebagian besar dari kisah ini adalah kisah ku
karya dewi